Disusun Oleh :
NADIA AFIFAH ARMAN ( 1410511010 )
RINO VIDIANATA ( 1410512048 )
Jurusan Ilmu Ekonomi
Fakultas Ekonomi
Universitas Andalas
2016
BAB 18 AREAL PERDAGANGAN PREFERENSIAL
- PENDAHULUAN
Dalam bab ini kita menyelidiki teori bahwa kerjasama perushaan antara negara-negara membuat mereka lebih baik (better off). Secara umum disebut dengan teori Customs Unions, yang maksudnya yaitu teori yang mempelajari adanya persetujuan/ perjanjian dua negara atau lebih untuk menghilangkan hambatan perdagangan yang berupa pengurangan atau peniadaan bea masuk / tarif. Teori ini menyelidiki apakah jenis perubahan geografis diskriminatif dalam hambatan perdagangan bermanfaat bagi negara-negara yang menjadi anggota kerjasama. Dunia perdagangan tampaknya berkembang dari sistem multilateral ke sistem di mana banyak negara termasuk blok perdagangan regional. (ini kadang disebut sebagai sistem “minilateral” perdagangan). Contoh terbaru dari evolusi ini meliputi perluasan cakupan dan kelengkapan dari Komunitas Eropa, NAFTA. Antara Meksiko, Kanada dan Amerika Serikat, sisi perjanjian antara Meksiko dan Chili di satu sisi dan Israel dan negara-negara bersatu di sisi lain, dan perjanjian 1991 yang dikenal sebagai Mercosur antara negara-negara Amerika Selatan Argentina, Brasil, Paraguay dan Uruguay.
Dari berbagai bentuk kerjasama perdagangan preferensial, yang membatasi setidaknya merupakan daerah perdagangan bebas / Free Trade Area, di mana sejumlah negara sepakat untuk menghilangkan semua hambatan perdagangan di antara mereka sendiri sambil mempertahankan tarrifs mereka sendiri terhadap negara-negara luar. Bentuk yang sedikit lebih kuat dari Customs Unions yang mana menghilangkan hambatan semua perdagangan antara negara-negara yang menjadi anggota yang berserikat, tetapi membebankan tarriff umum terhadap negara-negara bukan anggota. Ketika kerjasama melampaui penghapusan hambatan perdagangan dengan gerakan faktor, kerjasama ini disebut common market.
Tentu saja, kerjasama ini bisa melebihi kesepakatan perdagangan bebas dan gerakan factor. Di Masyarakat Ekonomi Eropa, misalnya, negara-negara anggota telah sepakat untuk mengkoordinasikan kebijakan pajak, kebijakan moneter dan fiskal, dan berbagai peraturan domestik lainnya. Dengan mengambil jenis kerjasama ini untuk kesimpulan logis akan menghasilkan integrasi yang lengkap dan institusi pemerintahan tunggal untuk menentukan kebijakan untuk semua negara anggota. Secara teoritis, alternatif terakhir ini akan setara dengan redefinisi dari negara-negara anggota sebagai negara baru tunggal.
Pembahasan model perdagangan yang disajikan dalam bagian 18.2 akan menunjukkan bahwa manfaat yang dapat dinikmati dari pembentukan daerah perdagangan bebas dapat dikaitkan dengan sejumlah kemungkinan, yaitu :
- Pertama, mungkin ada keuntungan dari perdagangan yang berhubungan dengan spesialisasi yang mengambil keuntungan dari perbedaan antarnegara dalam endowments atau selera.
- Kedua, area perdagangan bebas memungkinkan anggotanya untuk mencapai increasing return to scale.
- Ketiga, industri dalam negeri di daerah perdagangan bebas akan menghadapi peningkatan persaingan, sehingga kerugian akibat adanya monopoli bisa dihilangkan.
- Keempat, dengan membentuk sebuah Customs Unions, kelompok negara-negara mungkin dapat mempengaruhi syarat perdagangan antara mereka dan seluruh dunia dan menuai manfaat yang terkait dengan tarrif optimal secara umum.
Anggapan klasik dalam teori perdagangan preferensial yaitu karena free trade area atau customs unions mengurangi tarif oleh karena itu akan bergerak ke arah perdagangan bebas antara negara-negara serta melakukan kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun, pada bab-bab sebelumnya dalam buku ini disajikan bahwa contoh situasi ini dianggap tidak selalu benar. Misalnya, pertimbangkan kasus dari sebuah negara yang telah dipaksakan tarif ataupun pajak komoditas domestik . Dalam kasus ini kita tetapkan bahwa penghapusan tarif saja tidak selalu meningkatkan kesejahteraan. Ini merupakan penerapan teori terbaik kedua, yang menyatakan bahwa dalam sistem dengan beberapa distorsi penghapusan distorsi tunggal tidak dapat dianggap meningkatkan kesejahteraan. Selanjutnya, bahkan di dunia di mana tarif merupakan distorsi saja, jika tarif telah meningkatkan kondisi perdagangan dan jika sesuatu seperti tarif optimal sedang dikenakan. Kemudian tentu penghapusan tarif ini akan membuat perekonomian lebih buruk. Ini adalah yang terbaik secara sederhana untuk mengatakan bahwa penghapusan tarif, dengan menggerakkan negara menuju perdagangan bebas, membuat perekonomian lebih baik. Pengembangan literatur kawasan perdagangan bebas dapat dilihat sebagai upaya untuk mengidentifikasi keadaan tertentu di mana pembentukan area perdagangan bebas tentu akan meningkatkan kesejahteraan.
- TRADE CREATION DAN TRADE DIVERSION
Contoh yang sederhana dalam perdagangan preferensial dalam mengkonsumsi komoditi X dengan harga yang berbeda dari tiga negara yaitu negara A,B, dan C, yang diperlihatkan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 18.1 Trade Creation dan Trade Diversion dalam tiga negara
Negara |
A |
B |
C |
Harga
100% Tariff
50% Tariff |
35 |
26
52
39 |
20
40
30
|
Negara A dengan harga komoditi X sama dengan 35 memerlukan biaya produksi yang besar bagi produsen untuk memproduksi komoditi X tersebut dan dalam keadaan free trade jelas Negara A akan mengimpor dari negara C yang harga dan biaya produksinya lebih rendah dibandingkan negara A. Jika dianggap bahwa Negara A menetapkan tariff 100%, maka impor di Negara B dengan biaya 52 dan impor Negara C dengan biaya 40. Ini jelas lebih mahal dibanding memproduksi di dalam negeri ( negara A ), sehingga dihadapkan dalam pilihan alternatif bahwa dalam ekonomi domestik biaya komoditi X lebih murah.
Jika negara A dapat melakukan free trade area dengan negara B atau C, kesejahteraan akan meningkat untuk komoditi X dan akan memperoleh harga 20 atau 26 sebagai lawan dari harga produksi dalam negeri sebesar 35. Pembentukan free trade area dengan negara B atau C relatif menghasilkan perdagangan baru, siituasi inilah yang disebut Trade Creation.
Jika negara A menetapkan tariff sebesar 50%, dengan tingkat tariff ini negara menemukan harga yang lebih murah untuk membeli komoditi X dari negara C dari pada memproduksi dalam negeri. Dimana Konsumen dalam negeri membayar harga 30. Perekonomian secara keseluruhan hanya membayar 20, karena pemerintah mengumpulkan pendapatan tariff dari konsumen. Sekarang negara A melakukan free trade area dengan negara B, dimana harga konsumen 26 di negara B dan harga di negara C sebesar 30, karena itu akan mengalihkan perdagangan pembelian oleh konsumen dalam negeri dari negara C ke B. Situasi seperti ini disebut pengalihan perdagangan. Kasus seperti ini akan merugikan konsumen karena harus membayar 26, seharusnya dengan harga 20.
Kasus sederhana oleh tabel 18.1 ini menunjukkan bahwa perjanjian perdagangan preferensial dalam trade creation akan meningkatkan kesejahteraan –werfare increasing-, sedangkan trade diversion akan mengurangi kesejahteraan- welfare reducing-. Hasil ini bergantung pada beberapa asumsi yang sangat khusus yaitu secara implisit tidak ada substitusi konsumsi (dengan kata lain, kurva indiferen persegi panjang) dan kurva kemungkinan produksi adalah linier.
- SUBSTITUTION IN CONSUMPTION
Figure 18.1 Trade Diversion dengan tidak ada substitusi pada konsumsi
Pada figur 18.1 biaya produksi dari komoditi X relatif menentukan komoditi Y. Dalam analisisnya diasumsikan negara A tidak dapat memproduksi komoditi X tetapi dapat mengimpor komoditi X dari negara B atau C. Untuk negara C biaya relatif komoditi X terhadap komoditi Y dapat digambarkan dalam garis AC, dan negara B dapat digambarkan garis AB. Untuk konsumsi dinegara A dapat digambarkan dalam garis isokuan (Io), garis OZ adalah konsumsi secara terus menerus. Dengan free trade negara A akan membeli komoditi X dari negara C dan mengkonsumsinya pada titik E. Setelah diadakan tariff pada komoditi X harga pada garis AC dan AB bergeser kesumbu horizontal, sehingga biaya impor ke negara B atau C meningkat. Dengan diadakan tariff tersebut, konsumen akan impor komoditi X dengan harga relative menurun menjadi AC’. Impor akan tariff menghasilkan biaya relative dari komoditi X pada A*C* diikuti pembebanan tariff, maka konsumsi dititik E.
Negara A membentuk perdagangan bebas dengan negara B menetapkan tariff dinegara C. sehingga konsumsi bergeser dari titik E ke F. karena konsumen dapat membeli lebih murah dari pada negara C. areal perdagangan bebas dari negara C ke B adalah perdagangan yang mengurangi kesejahteraan konsumen.
Figure 18.2 Substitusi pada konsumsi
Pada figure 18.2 menggambarkan situasi yang sama kecuali dengan perbedaan kurva subsitusi dalam mengkonsumsi. Dalam free trade akan mengkonsumsi dititik E, dengan adanya tariff akan menaikkan harga domestic pada garis P, maka akan mengkonsumsi dititik H. Dimana garis harga domestik baru dan indifference curve tertinggi pada garis AC. Pembentukan free trade area di antara negara A dan B, dengan tariff akan menjatuhkan negara C, konsumen dalam negeri akan membeli komoditi X dari negara B dengan garis rasio harga AB dan akan mengkonsumsi dititik K. Karena dititik K, tingkat kepuasan sama dengan titik H, implikasi dari free trade area ini tidak ada mengurangi atau meningkatkan kesejahteraan. Yang dibentuk biaya relatif pada negara B dengan garis AB. Konsumsi dalam subsitusi, akan meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Tingkat kesejahteraan maksimum dicapai saat diadakan perdagangan bebas, dengan konsumsi dititik E.
- PENDEKATAN H-O
figure 18.3 welfare improvements with trade diversion
Sesi sebelumnya telah diasumsi bahwa tidak ada subsitusi dalam mengkonsumsi dan kurva batas kemungkinan adalah linear. Efek dari trade creation dan trade diversion pada model H-O dengan kurva kemungkinan produksi TAT’ pada figur 18.3 (dengan perdagangan akan memperbaiki kesejahteraan). Dengan perdagangan bebas memproduksi di titik A dan mengkonsumsi dititik Co dengan garis harga P. Dengan adanya tariff, produksi akan pindah dititik Q dengan konsumsi dititik C1. Pertanyaan, apakah free trade area dengan negara B dengan harga relative X lebih tinggi dibandingkan negara C akan membuat ekonomi domestic (negara A) better off dari pada adanya tariff pada negara C? ini tergantung dari harga pada titik B itu sendiri. Misalnya ekonomi domestic (negara A) akan membeli komoditi dari negara B pada harga p’ yang mana harganya di atas harga C1 dan kepentingan kebutuhan pada tangen kurva indefferent P1 dititik C1 bersinggungan. Keseimbangan konsumsipada titik p’ yang mana kurva IC-nya lebih tinggi. Pergantian perdagangan dari negara C dengan negara B pada harga p’ merupakan contoh trade diversion yang mungkin meningkatkan kesejahteraan.
Pada figure 18.3 ini jelas bahwa trade diversion mungkin meningkatkan kesejahteraan meskipun tidak adanya substitusi konsumsi, situasi ini sama dengan figure 18.2 dan ini berbeda pada figure 18.1 karena kurva ICnya adalah rectangular. Ini jelas bahwa welfare loss dari trade diversion tergantung pada kondisi tidak adanya substitusi konsumsi dan kurva kemungkinan produksi adalah linear.
figure 18.4 including term of trade effects.
Figur 18.4 memperlihatkan kondisi yang sama pada kurva 18.3, tapi dengan asumsi bahwa ketika diadakan tariff hubungan perdagangan internasional meningkat pada P’’ dengan mengkonsumsi dititik C1. Sebelum terjadinya perdagangan internasional suatu negara memproduksi dititik A dengan mengkonsumsi dititik Co dengan ratio harga P. setelah diadakan perdagangan internasional akan memperbaiki kesejahteraan suatu negara dengan memproduksi dititik Q dan mengkonsumsi dititik C1 dengan ratio harga p’’. Situasi ini meningkatkan kesejahteraan karena meningkatkan hubungan perdagangan dengan contoh pada bab 15 tentang optimum tariff. Sekali lagi diasumsikan bahwa adanya tariff dengan daerah perdagangan pada negara C. Sekarang timbul pertanyaan bahwa apakah free trade area dengan negara B akan memperbaiki kesejahteraan? Jawabannya jelas tidak. Karena jika situasi pada figure 18.4 yang optimum tariff, maka pilihan perjanjian perdagangan dalam segala hal, termasuk perdagangan bebas bisa membuat negara lebih baik. Dengan kata lain, jika kita sudah mengejar sesuatu yang optimal maka tidak ada perubahan baik trade diversion dan trade creation, mungkin akan membuat kita better off. Satu-satunya pengecualian adalah negara A dan B bekerja sama costums union dengan tariff yang sama terhadap seluruh dunia. Itupun berpotensial melakukan kerjasama supaya market power dari A dan B memungkinkan memimpin perdagangan. Ini pada dasarnya adalah apa yang OPEC lakukan yaitu berhasil dilakukan pada tahun 1970an dengan menaikan harga minyak dunia.
- OTHER ISSUES
KESIMPULAN
Bab ini telah difokuskan pada bidang perdagangan preferensial, yang mewakili gerakan terbaik kedua arah perdagangan bebas. Metode penting lainnya bergerak menuju perdagangan bebas yang sepihak tarrif pengurangan dan multilateral, perjanjian perdagangan negosiasi liberalisasi. Tetapi, gerakan-gerakan parsial terhadap perdagangan bebas mengandung potensi kerugian kesejahteraan justru karena mereka adalah terbaik kedua kebijakan yang gagal untuk memperbaiki semua distorsi.
Literatur umum pada perdagangan preferensial telah difokuskan pada masalah pengalihan perdagangan, di mana impor dari nonanggota diganti dengan impor dari anggota, dan perdagangan dari penciptaan, di mana impor dari anggota menggantikan produksi dalam negeri tidak efisien. Meskipun terminologi, namun pengalihan perdagangan belum tentu mengurangi kesejahteraan. Secara khusus, impor berasal dari anggota harga yang lebih rendah dari area perdagangan bebas, bahkan jika mereka mengganti impor dari nonanggota paling murah. Dapat meningkatkan kesejahteraan dengan membantu untuk merasionalisasi konsumsi domestik dan pola produksi.
Ada sumber lain beberapa keuntungan potensial dari pembentukan kawasan perdagangan bebas. Ekonomi skala dan kekuatan pasar berkurang pada bagian dari perusahaan kompetitif tidak sempurna dapat menyebabkan produksi dalam negeri lebih efisien menyusul pembentukan area perdagangan bebas. Selanjutnya, ketika perdagangan dilindungi oleh hambatan nontarif. Analisis tradisional pengalihan perdagangan dan penciptaan tidak lagi berlaku. Akhirnya, pembentukan kawasan perdagangan bebas antara negara-negara dapat memberikan kepastian lebih perusahaan o tentang keabadian pengurangan tarif dan akibatnya dapat mengakibatkan lebih dinamis penyesuaian, jangka panjang pada bagian dari perusahaan-perusahaan.